Berita Umumekonomi & bisnisInfo Nusantara

ILO Luncurkan Buku Pedoman Kesetaraan Gender Dan Inklusi Social Pertama Untuk Institusi Pendidikan Tinggi .

ILO

 

Buku pedoman ini di rancang untuk di gunakan dalam pelat han Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sos dl (GEDSI) untuk staf dan siswa di semua jenis lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi di seluruh Indonesia.

JAKARTA -Indonesianewss.com. Sebagai upaya untuk mempromosikan Inklusi sosial dan mencegah kekerasan seksual di sektor pendid kan, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) meluncurkan panduan dan manual pelatihan, “Pengarusutamaan Kesetaraan Gender,

Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI) dan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di lembaga Pend kan dan Pelati han Vokasi”, hari ini (24/1) di Jakarta Prakarsa ini merupakan bagian dari program Skilis for Prosperity (SfP) di Indonesia, yang didanai oleh Pemerintah Inggris.

Menjadi panduan dan manual pelatihan GEDSI pertama, buku ini di kembangkan melalui serangkaian studi Uteretur dan Focus Group Discussion (FGD) dengan mahasiswa, Instruktur dan staf admin asi dari empat politeknik yang terkenal dengan studi maritim mereka di empat provinsi pesisir Politeknik Negeri Batam (Polibatam) di Kepulauan Riau, Politeknik Maritim Negeri Indonesia Polimarin) di Jawa Tengah, Politeknik Negeri Manado (Polimanado di Sulawesi Utara an Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) di Jawa Timur konsep an praktik baik terkait GEDSI, publikasi ini bertujuan untuk menduk «

Indonesia mengurangi angka kekerasan dan pelecehan di lem aga as “wd Peraturan Menteri Pend kan, Kebudayaan, At dan 1

No 30Tahun 2 21 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekera ad P3 Tr Keempat pokt mut at lah me bembaga sakan pedoman dan manual pela Inisia if nd

– akan di 40 kruk lain serta lembaga vokasi lamnya. “P untuk mengak dan mempromosikan kesetaraan gender an an kekerasan seksual di lembaga pend ikan, khususnya di & uk akan hngkung pend ikan bebas pelecehan dan kekerasan y gpadag ya akan

katkan kualtas pend Penghargaan Ya”6 sa at ukan kepada MO karena mengembangkan panduan dan manual pEAThA bersama empat ekruk negeri Indonesia. Saya yakin Ini bisa referensi tambahan bagi perguruan tinggi vokasi di Indonesia untuk mencegah dan menangani pelecehan dan kekerasan seksual,” ujar Beny Bandanadjaja, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbud.

Pengembangan publikasi juga merupakan bentuk komitmen ILO untuk mempromosikan tempat kerja yang bebas dari diskriminasi dan kekerasan, sebagaimana tercermin dalam Konvensi ILO No. 190 tentang Kekerasan dan Pelecehan.

“Panduan dan manual pelatihan ini merupakan pengembangan penting untuk memastikan bahwa mahasiswa dan dosen dapat belajar dan bekerja di institusi pendidikan tanpa takut akan kekerasan dan pelecehan seksual. Kami berharap ini akan mendorong pemuda dan institusi pendidikan tinggi untuk menjadi bagian dari aksi global dan nasional untuk menciptakan dunia kerja di Indonesia yang bebas dari kekerasan dan pelecehan,” kata Michiko Miyamoto, Direktur ILO Indonesia dan Timor-Leste.

Penyusunan panduan dan manual pelatihan ini memakan waktu hampir tiga tahun, dimana Program SfP telah bermitra dengan empat politeknik untuk melaksanakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dalam rangka menyelenggarakan pendidikan inklusif, bebas dari pelecehan dan kekerasan seksual. Komitmen empat politeknik percontohan untuk mempromosikan GEDSI juga ditunjukkan melalui pembentukan Satuan Tugas (SATGAS), serta pengembangan dan penerapan standar prosedur operasional (SOP) penanganan kasus kekerasan dan pelecehan seksual.

Salah satu platform pelaporan yang digunakan oleh PPNS, misalnya, adalah menggunakan WhatsApp yang dikelola organisasi kemahasiswaan agar mahasiswa berani angkat bicara dan melaporkan kasusnya dengan nyaman. Selain itu, politeknik percontohan juga telah mengorganisir inisiatif peningkatan kesadaran dengan memproduksi poster, spanduk dan video serta menyelenggarakan kompetisi menulis untuk siswa. Materi promosi ini juga dipamerkan selama acara peluncuran ini.

“Pemerintah Inggris bangga telah mendanai program Skills for Prosperity di Indonesia, dan khususnya inisiatif ini mencerminkan komitmen berkelanjutan kami untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan akses bagi siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, latar belakang sosial, dan keterbatasan fisik. Setiap orang berhak untuk menggali potensi terbaiknya.

Hal ini juga menunjukkan komitmen baru Inggris untuk mempromosikan kesetaraan dalam pendidikan, dan khususnya memprioritaskan akses bagi anak perempuan dan perempuan muda untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan yang utuh dan sejahtera. Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh mitra kami di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengembangan keterampilan dan pendidikan, sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral secara menyeluruh di berbagai sektor,” kata Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia terus mengkampanyekan kesetaraan gender dan anti kekerasan serta pelecehan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) No. 5 tentang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. “Pelecehan dan diskriminasi bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja. Namun, kelompok tertentu lebih rentan, termasuk
perempuan dan anak muda.

Hal ini khususnya terjadi di lingkungan pendidikan yang mencakup kesenjangan kekuatan antara staf dan siswa. Oleh karena itu, penting untuk mengangkat isu ini dengan mengarusutamakan isu gender ke dalam sistem pendidikan di Indonesia,” kata Valerie Julliand, UN Residence Coordinator untuk Indonesia.

—selesai-

Catatan untuk Editor:

Program Skills for Prosperity (SfP) adalah program inovatif yang dirancang untuk mendukung pengembangan sistem pendidikan dan keterampilan di sembilan sektor ekonomi yang berkembang pesat.

Di Indonesia, program Skills for Prosperity telah bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) untuk mempercepat pengembangan pendidikan vokasi, keterampilan dan sumber daya manusia di sektor maritim melalui empat politeknik dan bekerja sama dengan 4 perguruan tinggi di Inggris untuk mendirikan program Diploma 4 baru.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kebijakan dan sistem pengembangan keterampilan Indonesia serta meningkatkan kemampuan kerja dan kesiapan masa depan perempuan dan laki-laki muda termasuk mereka yang berasal dari kelompok kurang beruntung yang bercita-cita untuk mengejar dan memajukan karir di industri maritim.

Untuk Informasi lebih lanjut, hubungi:

Tim Komunikasi ILO

Gita Lingga, Communication Officer — gita@ilo.org / “62 8158845833

Ayunda Pratama, Communication Officer for Skills Development — pratama@ilo.org / t62 811219913

Tim Media dan Komunikasi Kedutaan Besar Inggris Jakarta Jeff Matthewman -Head — #62 8121091372 Faye Belnis — Deputy Head – #62 8118777762

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button